Langsung ke konten utama

Apa yang ada dalam pikiran anda tentang kata ‘jodoh’?

Saya yakin mayoritas akan menjawab jodoh itu jika sepasang pria dan wanita saling jatuh cinta lalu menikah. Terus kalau ada orang yang bercerai pasti dibilangnya ‘jodohnya sudah habis’, hmmm jadi jodoh bisa habis juga ternyata :D. ada lagi, kalau ada orang yang pacaran terus enggak jadi nikah itu namanya belum jodoh, hehe. Yahh, kata jodoh memang sering diidentikkan dengan hubungan percintaan, padahal kan tidak selalu seperti itu. Kalau misalnya saya bertemu seseorang hari ini, bisa saja itu disebut jodoh atau orang sering menyebutnya ‘ada jodoh’ begitu.

Baiklaaahh, berhubung saya bukan pakar jodoh Indonesia, apalagi berkecimpung dalam bidang ilmiah untuk mempelajari perjodohan, makanya di postingan ini tidak akan membahas jodoh yang berkaitan dengan hubungan percintaan apalagi perjodohan yang berdasarkan zodiac, shio dan semacamnya, enggak banget. Postingan saya ini memang tentang jodoh, tapi jodoh yang lain, jodoh apakah ituuu,

Jodoh yang saya maksudkan disini adalah kecocokan takdir atau keadaan. Misalnya saja seorang yang sedang kebelet pipis tiba tiba ketemu toilet, atau misalnya seorang yang akan membeli rumah tiba tiba bertemu dengan temannya yang ingin menjual rumah. Bisa saja kan itu dibilang sedang berjodoh.

Nah, belakangan ini saya mengamati fenomena perjodohan yang sangat kuat di lingkungan keluarga saya. Ingat ya sekali lagi, ini bukan jodoh jodohan antara pria dan wanita loh, tapi antara orang tua dan anak, kok bisa? Ya bisa donk namanya juga jodoh :D


Yang pertama antara ibu saya dengan tetangga depan rumah saya, si putri anaknya bu abidin. Jadi bu abidin (istrinya alm. Pak abidin) adalah seorang janda berusia kurang lebih hampir 40 tahun lah, yang baru saja sekitar tahun 2010 lalu ditinggal suaminya pergi ke rahmatullah karena kecelakaan. Bu abidin ini punya 3 orang putri, yang pertama sudah SMP bersekolah di pondok pesantren otomatis tidak tinggal di rumah bu abidin, yang kedua masih kelas 3 SD dan yang terakhir kelas 1 SD. Nah anak yang terakhir yang namanya putri ini lengket sekali dengan ibu saya, mungkin karena dia masih kecil sekali waktu ayahnya meninggal dulu (kalau engga salah dia masih TK) jadi masih sangat haus belaian kasih sayang orang tua, sedangkan mamanya si bu abidin ini harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

setiap pulang sekolah, hampir tiap hari putri dititipkan bu abidin ke rumah ibu saya, nahh ibu saya malah senang sekali ada putri di rumah karena membuat suasana rumah menjadi ramai. sejak kepergian adik saya, setaun yang lalu, ibu sering merasa kesepian di rumah terutama karena hanya tinggal berdua dengan bapak saya. kebetulan bapak saya ini suka jalan-jalan, entah disekitar rumah ataupun keluar rumah, pokoknya ibu saya sering sendirian di rumah. makanya saya sebagai anak yang belum bisa menemani ibu saya di rumah, sangat merasa bersyukur ada putri yang sering main di rumah saya. dengan adanya putri, ibu saya seolah mendapatkan penghibur atas rasa kehilangan alm, adik saya.

nahh, itu namanya jodoh kan?ada putri yang ayahnya meninggal dan sering ditinggal di rumah sendirian oleh ibunya yang harus bekerja sementara tidak ada pembantu di rumahnya, bertemu dengan ibu saya yang juga baru ditinggal alm adik saya, dan sering ditinggal bapak saya jalan-jalan. mereka berdua seperti sangat cocok, sering saya lihat ibu saya membantu putri mengerjakan pee r sementara mama nya mungkin tidak sempat melakukan hal tersebut, atau mereka berdua berangkat berdua ke masjid kalau pas solat maghrib, ibu dan putri terlihat sering bercanda seperti seorang teman. mereka berdua saling membutuhkan satu sama lain, dan menurut saya mereka itu berjodoh.

adalagi yang menurut saya berjodoh, bapak saya dengan si oki, suwami saya. kenapa? hampir sama dengan ibu saya, bapak saya yang baru ditinggal pergi adik saya alm, seperti punya anak laki laki lagi,   yaitu si oki. kebetulan si oki juga baru ditinggal ayahnya, yang meninggal sebulan sebelum meninggalnya adik saya. menantu juga adalah anak bukan? dan pas sekali si menantu yang baru saja kehilangan ayahnya, bertemu ayah mertua yang baru saja kehilangan anak laki lakinya.

bapak saya ini bahkan lebih sering menelepon oki daripada telepon saya loh, sms juga. memang dulu waktu adik saya masih ada, bapak memang lebih dekat dengan adik saya daripada dengan saya. sering bapak saya bercerita ke saya bahwa sekarang, bapak tidak punya tempat curhat, karena biasanya bapak saya curhat ke adik saya, lohh nggak terbalik nih, enggak karena adik saya meskipun masih muda tapi sangat tenang, bijaksana dan sabar jika mendengarkan keluhan orang lain. sebenarnya karakter alm. adik saya juga tidak jauh berbeda dengan si oki, makanya bapak sekarang kelihatan sangat akrab sama oki. kalau melihat keakraban mereka, kadang saya jadi suka bingung sendiri, siapa sebenarnya anaknya, saya atau oki hehe tapi saya bersyukur suwami saya akur sama bapak saya, coba kalau enggak akur, pasti saya yang akan pusing :D.

dalam menjalani hidup ini, kadang Tuhan memberikan kita bonus, sesuatu yang terkadang, terlupa kita sadari. dan jika kita bisa merenung sebentar saja, tentang apa yang terjadi di sekitar kita, baru akan nampaklah hal-hal yang sepertinya biasa namun ternyata luar biasa, yang diberikan langsung oleh Nya untuk membesarkan hati kita, membuat kita kuat setiap harinya, dan mampu menjalani hari-hari dalam kehidupan kita yang terkadang sulit untuk dijalani.

sungguh, untuk semua kasih sayang itu, saya bersyukur padaMu, ya Allah

bapak-ibu waktu mau umroh

Komentar

Lyliana Thia mengatakan…
jodoh memang luas maknanya ya Ty... apapun yg terjadi, kehendak Allah, termasuk jodoh jg..

termasuk jg yg skrg lg aku galaukan... belum jodoh ketemu ART yg pas.. hiks..

semoga kita senantiasa bersyukur, amin.. :-)
mbak_tiyak mengatakan…
@mb thia : iya, memang cari ART yang pas itu susyah ya
Artineke A. Muhir mengatakan…
Kisah jodoh yang aku pujikan, benar adanya. Sering kali Allah membuat sesuatu itu pas, berjodoh meski tak selalu 'ikatan pernikahan' bisa apa saja kok ;)

Jodoh ya kita ketemu diblog hari ini, salam kenal ;)
ainuq mengatakan…
Mba Adiiiiiittttt....mengapakah beberapa kali aku mau komen ga berjodoh sih:( susah, udah refresh2 ttep failed:(

Semoga skrg tidak...


Iya Mba...jodoh emang luas maknanya, ga cuma pasangan laki-laki dan wanita aja. Dan akupun seringkali mengalaminya, jodoh sama tukang jait, jodoh sama tukang sayur dan yang sekarang sangat kusyukuri adalah berjodoh dengan pengasuhnya Hanuun, alhamdulillah...:)

Hmmm...iyalah, Mba Adit ga usah jadi cemburu ya karena Bapak jadi dekat sama suamimu ya Mba, justru itu sangat mengharukan dan membahagiakan, seolah mereka saling melengkapi ya Mba, subhanalloh:)
mbak_tiyak mengatakan…
@yunda hamasah : iya alhamdulillah kita ada jodoh ya mbak, makasih kunjungannya

@mrs nuki : wah bagus tuh kalo udah jodoh sama pengasuh secara sekarang kan cari pengasuh yang cocok itu susah ya
EnNO mengatakan…
Ya ya ya... seperti kita yang doyan nge blog dan akhirnya berjodoh, sampai akhirnya bisa komen komenan kayak gini yah....

Postingan populer dari blog ini

Setahun kemarin

Diujung jalan itu Setahun kemarin, Kuteringat, Kumenunggumu Bidadari belahan jiwaku Mei 2015 Udah cuti hampir 2 minggu di 38w kehamilan, tapi jabang bayi tak kunjung menampakkan tanda-tanda mau brojol. Inilah saya, si ibu hamil yang penampakannya udah kayak dugong tiap hari jalan hampir sekilo, jongkok-jongkok di kamar mandi, ngepel kayak inem demi mendapatkan kontraksi dan bukaan tapi apa daya, hasilnya nol kosong. Tiap ke dokter kandungan selalu dirogoh dan katanya :  “belum masuk panggul bu bayinya, tulang panggul ibu sempit nih”.  Hehh whatttt, pinggul segini gedenya kok bisa tulang panggulnya sempit, hufttt sungguh tidak matchingggg. Time is ticking dan bumil yang belum berpengalaman ini sungguh panik karena sampe 41w, jabang bayi masih belum masuk panggul. Sementara udah ada kayak pipis-pipis rembes dan dicek kontraksi udah 10 menit sekali. Dan yang paling bikin ngga tahan adalah bolak balik dicek dalem karena bidan, dokter mau mastiin udah masuk pang

banggalah dengan budaya sendiri

abis baca postingan mbak ira di sini tentang tarian tradisional, tiba tiba aja kepikiran untuk membuat posting tentang kebudayaan daerah. saya sendiri lahir dan besar di semarang,jawa tengah meskipun orangtua saya dari jawa timur..jadi dari kecil saya tahunya kebudayaan jawa tengah deh. sebetulnya saya bukan berasal dari keluarga seni dan budaya. tidak ada satupun dari keluarga saya yang berkecimpung di dunia seni dan saya juga tidak secara langsung menggumuli terjun di dunia seni dan budaya daerah ini.

ini mungkin yang dinamakan jodoh

hihihiii tiba tiba aja kepikiran buat nulis tentang cerita kami, saya dan oki suami saya. bagaimana kami saling tau, kenal, bertemu dan akhirnya kawin menikah. ceritanya lucu lo (promosi) dan kalau dipikir pikir sekarang...kok bisa ya..aneh ya..padahal kan dulu begitu ya..bagaimana mungkin tuh..yahh kalau kata orang sih namanya juga jodoh heheuu..