beberapa hari ini saya selalu terbayang wajah mincu
ada apa ini saya pikir
apa karena ibu sering cerita kalau kondisi kesehatannya terus memburuk akhir-akhir ini
oki juga cerita kalau mincu kelihatan semakin lemas
saya menghibur hati saya yang berada jauh dari adik saya
adik saya yang sedang sakit
sudah 4 bulan ini sakitnya kambuh lagi
4 hari lagi saya akan pulang ke semarang
karena saya disuruh diklat ke suralaya
jadi lumayan bisa lebih dekat kalau mau pulang ke semarang
4 hari lagi mincu
saya akan datang menjengukmu
saya, saudara satu-satunya
tapi baru saja waktu saya menelepon ibu
ibu bilang kalau mincu harus diopname lagi
begitu kata dr. arwedi
dr. arwedi itu dokter spesialis penyakit dalam
yang sudah 5 tahun menangani adik saya
ya adik saya memang menderita lupus sejak 2007
sakit yang mengambil hampir separuh kebahagiaannya sebagai remaja
kuliahnya ditinggalkan
teman-temannya absen
jarang keluar rumah karena tidak boleh capek
dan tidak boleh kena sinar matahari
terbayang kembali wajah adik saya yang selalu menahan sakit
saya cuma bisa menahan tangis
saya berfikir..saya tidak boleh menangis dihadapannya
adik saya butuh kakak yang bisa menguatkannya
bahwa semua akan baik-baik saja
hanya masalah waktu sampai dia akan pulih kembali
tahukah engkau mincu dalam sujud-sujud ini
kakakmu selalu berdoa agar engkau diberi kesembuhan
diulang ulang tiga kali agar dikabulkan Allah
tahukah engkau mincu
bahwa tidak ada yang lebih diinginkan oleh kakakmu ini selain
agar bisa menjagamu setiap saat
seperti waktu kita kecil dulu
setiap lapar kamu selalu memanggil
setiap bosan kamu selalu mengajak main
oki dan saya selalu bilang ke mincu
cepatlah sembuh mincu
nanti kita naik pesawat pergi ke lampung
mincu belum pernah naik pesawat
dan dia sangat ingin
dan Allah doaku malam ini cuma satu
redakanlah sakit yang diderita adikku
jadikan sakitnya sebagai penggugur dosa2nya
karna hanya Engkaulah yang tahu
dalam setiap sakitnya dia selalu beristighfar
solat pun tidak pernah dia lupakan mesti harus berbaring di tempat tidur
kabulkanlah ya Rabb
amin amin yaa robbal alamin
ada apa ini saya pikir
apa karena ibu sering cerita kalau kondisi kesehatannya terus memburuk akhir-akhir ini
oki juga cerita kalau mincu kelihatan semakin lemas
saya menghibur hati saya yang berada jauh dari adik saya
adik saya yang sedang sakit
sudah 4 bulan ini sakitnya kambuh lagi
4 hari lagi saya akan pulang ke semarang
karena saya disuruh diklat ke suralaya
jadi lumayan bisa lebih dekat kalau mau pulang ke semarang
4 hari lagi mincu
saya akan datang menjengukmu
saya, saudara satu-satunya
tapi baru saja waktu saya menelepon ibu
ibu bilang kalau mincu harus diopname lagi
begitu kata dr. arwedi
dr. arwedi itu dokter spesialis penyakit dalam
yang sudah 5 tahun menangani adik saya
ya adik saya memang menderita lupus sejak 2007
sakit yang mengambil hampir separuh kebahagiaannya sebagai remaja
kuliahnya ditinggalkan
teman-temannya absen
jarang keluar rumah karena tidak boleh capek
dan tidak boleh kena sinar matahari
terbayang kembali wajah adik saya yang selalu menahan sakit
saya cuma bisa menahan tangis
saya berfikir..saya tidak boleh menangis dihadapannya
adik saya butuh kakak yang bisa menguatkannya
bahwa semua akan baik-baik saja
hanya masalah waktu sampai dia akan pulih kembali
tahukah engkau mincu dalam sujud-sujud ini
kakakmu selalu berdoa agar engkau diberi kesembuhan
diulang ulang tiga kali agar dikabulkan Allah
tahukah engkau mincu
bahwa tidak ada yang lebih diinginkan oleh kakakmu ini selain
agar bisa menjagamu setiap saat
seperti waktu kita kecil dulu
setiap lapar kamu selalu memanggil
setiap bosan kamu selalu mengajak main
oki dan saya selalu bilang ke mincu
cepatlah sembuh mincu
nanti kita naik pesawat pergi ke lampung
mincu belum pernah naik pesawat
dan dia sangat ingin
dan Allah doaku malam ini cuma satu
redakanlah sakit yang diderita adikku
jadikan sakitnya sebagai penggugur dosa2nya
karna hanya Engkaulah yang tahu
dalam setiap sakitnya dia selalu beristighfar
solat pun tidak pernah dia lupakan mesti harus berbaring di tempat tidur
kabulkanlah ya Rabb
amin amin yaa robbal alamin
Komentar